Kecil Kemungkinan Jaringan Teroris Osama Bin Laden Ada di Indonesia
Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan spesialis masalah-masalah Timur Tengah Dr Riza Sihbudi, berpendapat, kecil sekali kemungkinan jaringan terorisme internasional Osama bin Laden telah mengarahkan target operasinya ke wilayah Asia Tenggara, termasuk Malaysia dan Indonesia. Pendapat ini didasarkan pada analisisnya terhadap pola sepak terjang kelompok Osama, berikut ideologi politiknya yang ternyata tidak ada sangkut pautnya dengan berbagai aksi teror bom yang akhir-akhir ini telah melanda Jakarta dan beberapa daerah lainnya di Indonesia. Riza mengemukakan hal itu pada diskusi terbatas di Pusat Penelitian LIPI, Jakarta, Selasa (11/9) siang. Menurut dia, pendapatnya tersebut didukung sejumlah argumen. Pertama, selama ini hampir tak terdengar kelompok Osama telah menjadikan tempat-tempat ibadah-khususnya gereja-menjadi target aksi perjuangan ideologi mereka. "Ia memang dikenal sangat membenci AS yang dianggap selalu melindungi dan mendukung kepentingan Israel yang telah membunuh banyak rakyat Palestina. Sasaran operasi mereka adalah kepentingan-kepentingan AS dan Israel seperti kedutaan atau pusat-pusat kebudayaan kedua negara itu. Jadi, aksi menghancurkan atau merusak gereja, pertokoan, atau gedung pemerintahan itu jelas bukan tipologi khas aksi gerakan mereka," ungkap Riza.
Kedua, mayoritas penduduk Indonesia dan juga Malaysia itu muslim. Kedua negara ini juga tidak punya hubungan diplomatik dengan Israel. Jadi sulit dimengerti jika kelompok Osama telah menjadikan Indonesia sebagai daerah target operasi mereka. "Pasalnya, jika ini benar, maka aksi-aksi Osama di Indonesia itu justru kontraproduktif bagi perjuangan jangka panjang mereka. Bagaimanapun, mereka jelas membutuhkan dukungan dari masyarakat internasional, termasuk Indonesia dan Malaysia," kata Riza.
"Order" dari dalam negeri
Selama belum ada pengusutan tuntas dan terbuka terhadap para pelaku terorisme di Indonesia itu, kata Riza, menjadi sulit juga untuk bisa memastikan gerakan operasi Osama bin Laden yang sangat ditakuti AS itu memang benar-benar telah merambah Indonesia. Sekalipun begitu, ia tidak mau menafikan pendapat sejumlah pejabat pemerintah di bidang politik dan keamanan yang menyatakan indikasi adanya jaringan terorisme internasional di Tanah Air itu memang ada. "Namun, masih tetap merupakan tanda tanya bagi kita semua, apakah para teroris itu bekerja untuk sebuah jaringan terorisme internasional-seperti Osama bin Laden-atau justru mereka ada di sini karena mendapat order dari kalangan tertentu di Tanah Air sendiri," gugat Riza.
Gugatan ini disampaikan, jelasnya, karena Letjen (Purn) AM Hendropriyono sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) pernah menyatakan sejumlah organisasi dalam negeri dicurigai telah sengaja "menampung" beberapa agen jaringan terorisme internasional (Kompas 24/8). Hal sama juga pernah dinyatakan Kepala Polda Metro Jaya Irjen Sofyan Jacoeb, yang menyebut adanya tiga kelompok pelaku serangkaian pengeboman di Jakarta dan sekitarnya. "Pertama adalah kelompok Tommy Soeharto; Kedua, Gerakan Aceh Merdeka (GAM); Ketiga, kelompok teroris asal Malaysia. Sementara kelompok lain versi kategorisasi Kepala Polri Jenderal Pol Surojo Bimantoro adalah kelompok bayaran atau preman, kelompok dari daerah konflik, sindikat Tommy Soeharto, GAM, dan kelompok teroris internasional," kata Riza.
0 comments: