Ramadhan Mancanegara

1:41 AM 0 Comments

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah, kita masih bisa bertemu di bulan suci ini. Gimana puasanya bloggers? udah ada yang bolong - bolong kah? Pada posting yang satu ini, karena kita masih dalam suasana ramadhan, kita akan membahas soal kegiatan ramadhan. Tetapi menjadi hal yang biasa jika membicarakan ramadhan di tanah air. Mari kita menjelajahi ramadhan di beberapa negara berikut ini.


Ramadhan di Amerika

Menjalankan ibadah dalam bulan Ramadan di Amerika memang bukan perkara mudah. Namun bagi sebagian orang yang tinggal jauh dari kampung halaman, itu bukan berarti menjadi halangan menemukan makna Islam sesungguhnya.

Mirna Matjik, warga Indonesia yang tinggal di Golden, Colorado, mengatakan tinggal di negara mayoritas non-Muslim tidak membuat ia meninggalkan keimanannya sebagai seorang Muslim karena dalam masa perantauannya di Amerikalah ia justru menemukan makna Islam sesungguhnya.

“Alhamdulilah, saya pakai jilbab justru pas datang di sini, saya di sini menemukan Islam yang pure. Kalau dipikir-pikir banyak Islam di Indonesia sudah tercampur dengan tradisi, kultur. Waktu kita datang ke sini, kita temukan Islam yg pure, Alhamdulilah dari situ saya terbuka hatinya, dan saya bisa menemukan kekuatan untuk menutup dan sampai sekarang sudah dua tahun pake jilbab. Jadi justru saya pakai jilbab pas sudah di sini,” ungkap Mirna.
Katanya, jilbab yang ia kenakan tidak sekedar berfungsi sebagai simbol keimanan, namun juga pada sebuah misi memperkenalkan Islam kepada lingkungan sekitarnya yang beragam.


Ramadhan di Spanyol

Nuansa keislaman sangat terasa saat bulan Ramadhan di selatan negara Spanyol. Di mana aroma masa lalu Islam yang indah masih segar dalam benteng terakhir Muslim Andalusia.

Daerah itu bernama Baizin, di Granada. Selama bulan Ramadhan, suasana Baizin sangat mirip dengan lingkungan tua di Damaskus, Suriah atau Casablanca, di Maroko. Bahkan orang Spanyol di daerah itu menikmati karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan daerah lain di seluruh spanyol.
Ketika seseorang berjalan melalui jalan-jalan, kue-kue Ramadhan, kaset keagamaan dan buku-buku dapat ditemui dengan mudah. Di sana, kita pun dapat menjumpai banyak perempuan bercadar. Oleh karena itu, suasana di Baizin itu tidak bisa disebut “asing” di tengah kehidupan bebas Eropa.

Di wilayah Spanyol yang dekat dengan Maroko itu, Baizin dikenal sebagai Pulau Hijau. Di posisinya yang dekat Gibraltar, banyak restoran yang dimiliki oleh orang Maroko. Restoran di sana memang khusus untuk melayani umat Islam yang berpuasa.

Karena merupakan daerah kepulauan, banyak orang yang singgah di pelabuhan. Mereka dari berbagai bangsa, sebagian besarnya orang-orang muslim yang sedang berpuasa. Mereka biasanya terpaksa berbuka atau bersiap-siap untuk makan sahur di pelabuhan.

Salah satu warga Maroko di Pulau Hijau, Ahmed Aznak, seperti dikutip dari IslamOnline.net, mengatakan Ramadhan di Baizin aktivitas dan suasananya tidak jauh berbeda seperti di Maroko. “Ada banyak orang muslim dan masjid di sana,” ujarnya.

Granada, Andalusia
Selain Baizin, Granada, mutiara selatan Spanyol, Marbella, atau yang sering disebut “Kota Impian”, juga dianggap sebagai kota terbaik di Spanyol untuk menjalankan ibadah puasa. Tidak heran, banyak imigran muslim menemukan suasana harmoni dan ketenangan selama bulan suci di sana.


Ramadhan di Korea

Seperti masyarakat Muslim lainnya di seluruh dunia, warga Muslim di Korea Selatan mengisi ibadah puasa Ramadhan dengan memperbanyak membaca al-Quran dan berkumpul di masjid-masjid, terutama pada petang hari menjelang berbuka puasa sampai pelaksanaan salat tarawih.

Pemandangan seperti ini terlihat di Masjid Sentral yang terletak di jantung kota Seoul, ibukota Korea Selatan. Setiap petang masjid ini dipadati ratusan jamaah dari berbagai usia, baik warga Muslim Korea maupun warga negara asing. Saking banyaknya, jamaah bahkan meluber sampai ke luar gedung masjid, sehingga tak jarang mengundang perhatian warga lokal.

Seorang jamaah bernama Zain, asal Pakistan mengatakan, ia selalu menyempatkan diri datang ke Masjid Sentral meski untuk itu ia harus menutup tokonya di kawasan Itaetown. Jamaah lainnya, Seid Issdram asal Maroko yang bekerja di dekat Provinsi Gyeonggi. Ia harus menempuh perjalanan sekitar satu setengah jam setiap hari ke kota Seoul agar bisa menjalankan salat tarawih berjamaah di Masjid Sentral.

Suasana akrab penuh persaudaraan begitu terasa, para jamaah yang datang meski tak saling kenal saling mengucapkan salam. Tak ketinggal para Muslimah berjilbab, banyak juga yang datang ke masjid sementara anak-anak mereka dibiarkan bermain di halaman masjid.

Menurut data Korea Muslim Federation (KMF) yang dibentuk sejak tahun 1967, di Korea Selatan terdapat 120.000-130.000 Muslim, baik dari orang Korea asli maupun warga negara asing. Imigran Muslim di Korea Selatan, kebanyakan berasal dari Pakistan dan Bangladesh. Sementara warga Korea asli yang memeluk Islam jumahnya sekitar 35.000 orang.

Meski demikian, masih banyak masyarakat Korea yang tidak mengetahui bahwa saat ini umat Islam sedang menjalankan ibadah puasa bulan Ramadhan, ibadah puasa yang hukumnya wajid bagi umat Islam.

Nah, itu dia kurang lebih yang bisa kita liput tentang Suasana ramadhan di beberapa negara luar. Semoga di bulan ramadhan kali ini kita semua (khususnya para laki - laki) bisa full puasanya dan diterima puasanya oleh Allah SWT. Amiinn..... Wassalamu'alaikum Wr. Wb


Unknown

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

0 comments: